Secercah Harapan Untuk Nguntoronadi
Nguntoronadi, kecamatan yang menjadi nadimu, nadiku dan nadi kita semua
Tuesday, January 14, 2014
Konsep Perencanaan Kecamatan Nguntoronadi
Dengan melihat isu, karakteristik dan tujuan perencanaan, maka konsep yang digunakan dapat diterapkan dalam rencana pengembangan Kecamatan Nguntoronadi adalah pengembangan ekonomi lokal (local economic development). Pengembangan ekonomi lokal memilki banyak konsep turunan untuk memperjelas tahapan dan pendekatan yang dilakukan. Dengan adanya pendekatan tertentu maka dapat dilakukan pengembangan yang sesuai dengan karakteristik wilayah. Dengan demikian maka konsep pengembangan wilayah yang sesuai dengan Kecamatan Nguntoronadi adalah konsep klaster.
Selain secara sektoral, dalam mengembangkan Kecamatan Nguntoronadi juga digunakan konsep pengembangan secara spasial yaitu dengan menggunakan konsep compact city. Konsep ini menekankan pada pengkompakan pusat perkotaan Kecamatan Nguntoronadi dimana pada kondisi eksisting pusat perkotaan tersebut cenderung linier. Kegiatan yang ada tidak terpusat dan menyebar, hal tersebut menyebabkan pusat perkotaan tidak banyak menarik masyarakat untuk beraktivitas.
Tujuan Perencanaan Kecamatan Nguntoronadi
TUJUAN
Kecamatan Nguntoronadi memiliki potensi dan lokasi yang sangat strategis. Lokasi ini terlihat dari letaknya Kecamatan Nguntoronadi yang berada diantara Kecamatan Baturetno dan Kecamatan Ngadirojo dan berada di jalur utama penghubung kedua kecamatan ini. Namun keberadaan lokasi yang strategis ini tidak dapat dimanfaatkan dengan baik oleh Kecamatan Nguntoronadi, hal ini terlihat dari kondisi perekonomian dan pembangunan yang cenderung tertinggal jika dibandingkan dengan kecamatan disekitarnya seperti Baturetno dan Ngadirojo. Keberadaan pusat permukiman yang seakan tidak dapat berfungsi maksimal. Tidak maksimalnya fungsi perkotaan yang ada diakibatkan oleh sulitnya akses menuju pusat permukiman dan kualitas pelayanan sarana yang juga tidak sebaik di kecamatan lainnya. Oleh karena itu ketidakmampuan pusat permukiman Kecamatan Nguntoronadi dalam menjalankan fungsinya membuat posisi strategis yang dimiliki tidak mampu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Kecamatan Nguntoronadi juga memiliki potensi besar di bidang pertanian yang dapat menunjang perekonomian wilayahnya. Kondisi tanah yang tandus, permodalan yang kurang menjadikan pertanian Kecamatan Nguntoronadi semakin terpuruk. Kondisi ini semakin parah dengan keberadaan tengkulak atau pengepul yang biasa mempermainkan harga komoditas Namun dibalik semua permasalahan itu terdapat kisah sukses di Dusun Semen, Desa Semin yang pada awalnya merupakan desa dengan kondisi fisik yaitu topografi dan jenis tanah yang paling memprihatinkan dibandingkan dengan desa lain di seluruh Nguntoronadi, namun dapat berkembang dan mendapatkan pengakuan skala nasional lewat pengembangan pertanian di dusun tersebut. Fenomena ini menunjukan bahwa masih ada peluang untuk berkembang bagi Kecamatan Nguntoronadi sehingga diharapkan kedepannya Kecamatan Nguntoronadi dapat terlepas dari kondisi yang tertinggal seperti saat ini dan mulai bergerak untuk mengejar kecamatan-kecamatan lainnya dengan cara mengembangkan potensi ekonomi lokal yang ada. Oleh karena itu dalam pengembangannya, tujuan perencanaan di Kecamatan Nguntoronadi adalah : “Nguntoronadi 2024 sebagai Daerah Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Klaster”
Visi diatas merupakan manifesto dari pemecahan masalah yang selama ini melanda Kecamatan Nguntoronadi. Fokus pengembangan yang dititikberatkan pada potensi lokal berawal dari kesadaran akan kondisi nyata Kecamatan Nguntoronadi yang bukan merupakan daerah tujuan investasi. Dengan demikian pengembangan yang dilakukan tidak bisa berbasis pada modal besar atau investasi yang akan dilakukan, pengembangan Kecamatan Nguntoronadi harus dimulai dari bawah, yaitu dari potensi lokal yang ada. Pengembangan lokal yang diterapkan adalah pengembangan lokal berbasis klaster.
Pohon Masalah Kecamatan Nguntoronadi, 2013
Isu permasalahan utama Kecamatan Nguntoronadi adalah Kondisi Perekonomian Nguntoronadi yang Cenderung Menurun. Kondisi tersebut diakibatkan oleh input lima input dasar yaitu sulitnya akses permodalan, kualitas SDM yang rendah, minimnya peran organisasi dalam melakukan controling serta evaluasi pelatihan dan program yang sudah diberikan kepada masyarakat, sistem transportasi yang tidak terintegrasi, penggunaan lahan perkotaan yang tidak mendukung fungsi distribusi perkotaan.
Input permasalahan dasar tersebut menyebabkan sebab akibat pada output sehingga bermuara pada tiga output besar yaitu yang pertama adalah terjadinya fenomena brain drain dimana penduduk yang tersisa di Kecamatan Nguntoronadi hanyalah penduduk non produktif serta berkualitas rendah. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya lapangan kerja dan tingkat migrasi keluar yang tinggi. Kedua, penduduk tidak dapat mengembangkan usahanya yang disebabkan minimnya pendapatan penduduk yang ada serta sulitnya akses modal. Ketiga, pusat pemukiman yang belum mampu melayani seluruh wilayah, hal tersebut terjadi ketika pada kondisi eksisting yang ada pusat kota Nguntoronadi tidak berfungsi sebagaimana mestinya yaitu sebagai pusat distribusi. Ketiga output tersebut yang kemudian mengerucut pada isu permasalah utama di Kecamatan Nguntoronadi yaitu terjadinya penurunan kondisi ekonomi yang ada di Nguntoronadi.
Isu permasalahan tersebut adalah fokus utama dalam perencanaan Kecamatan Nguntoronadi secara problem based. Penyusunan konsep, tujuan dan sasaran, serta strategi yang akan dilakukan haruslah menyelesaikan isu utama terjadinya yaitu penurunan kondisi ekonomi yang ada di Nguntoronadi. Untuk menyelesaikan isu permasalahan tersebut, berdasarkan analisis SWOT yang sudah dilakukan sebelumnya terdapat beberapa peluang dan potensi wilayah Nguntoronadi yang bisa menjadi modal awal dalam pengembangan wilayah Nguntoronadi. Terdapat home industry yang memiliki perkembangannya progresif serta terdapat Desa Semin yang memiliki budidaya buah naga yang sudah dapat dikatakan berhasil. Kedua potensi tersebut dapat dikaitkan dengan peluang yang dimiliki Nguntoronadi, seperti letak Nguntoronadi yang strategis karena berada di jalur arteri serta letaknya di antara kecamatan-kecamatan yang terbilang maju seperti Kecamatan Ngadirojo, Wonogiri, Baturetno, dan Tirtomoyo.
Sunday, January 5, 2014
Indikasi Program_30 Des 2013
Perkuliahan studio pada tanggal 30 Desember 2013 ini membahas tentang indikasi program. Kelompok Nguntoronadi 5 membuat rencana indikasi program dengan acuan sebagai berikut. berikut ini adalah beberapa dokumentasi yang kelompok Ngunto 5 saat pembuatan rencana Indikasi Program.
Subscribe to:
Posts (Atom)